"Penentuan Kadar Protein"
Lemak Soxhlet
Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat. Cirikhas dari golongan lipid adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform (CHCl3)) atau sebaliknya tidak larut dalam pelarut air. Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut (Herlina 2002). Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Terdapat dua jenis asam lemak, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Sifat-sifat dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode Terdapat dua metode untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak. Pada praktikum penetapan kadar lemak ini digunakan metode ekstraksi kering yaitu metode Soxhlet. Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida (Wirakusumah 2007).
Gula Pereduksi
Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa penerima electron. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu ++dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi- pereaksi tertentu. Gula reduksi dapat mereduksi ion logam karena mempunyai gugus aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2 dari logam basa, sehingga logam basa akan tereduksi dan mengendap sebagai Cu2O. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Adapun senyawa-senyawa gula reduksi adalah glukosa dan fruktosa. Semua monosakarida(glukosa, fruktosa,galaktosa) dan disakarida(laktosa,maltosa) termasuk sebagai gula pereduksi, kecuali sukrosa dan pati( polisakarida). Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. a.Glukosa Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang terpenting,kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai di dalam darah), gulaanggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karenamemutar bidang polarisasi ke kanan).Di dalam molase terdapat glukosa sekitar 14%. Sifat fisik dan kimia dari glukosa : 1.Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-) 2.Rumus molekul : C5H11O5.CHO 3.Massa molekul : 180.16 4.Bentuk dan warna : rhombik 5.Densitas : 1.54 gr/cm3 6.Titik leleh : 146°C b.Fruktosa Fruktosa merupakan monosakarida sederhana yang banyak terdapat didalam makanan dan merupakan isomer dari glukosa.Fruktosa berwarna putih dan mudah larut dalam air. Fruktosa juga sulit dikristalisasi dalam bentuk larutan. Didalam molase terdapat fruktosa sekitar 16%. Sifat fisik dan kimia dari fruktosa : 1.Rumus molekul : C6H12O6 2.Massa molekul : 180.16 3.Titik leleh : 103°C 4.Warna : putih Fruktosa juga dapat bertindak sebagai gula pereduksi, meskipun memiliki kelompok keton bukan kelompok aldehida. Dalam kondisi dasar, molekul fruktosa dapat memiliki lokasi ikatan karbonil beralih untuk mengkonversi mereka menjadi molekul glukosa. Hal ini terjadi pada sejumlah langkah yang melibatkan hilangnya hidrogen dari # 1-C dan oksigen dan memindahkan mereka ke # 2-C dan oksigen. Ciri-ciri dari gula reduksi: 1.Umumnya gula-gula pereduksi memilki struktur hemiasetal atau hemiketal. 2.Aadanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat, Daftar pustaka: M.A.K. 2002. Dasar - Dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang. Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta. Team Laboratorium Kimia UMM,2008.Penuntun Peaktikum Biokimia Biologi.Laboratorium Kimia UMM:Malang http://www.scribd.com/doc/78376396/15/Gula-Reduksi http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_pereduksi http://frequencia89.blogspot.com/2010/12/apa-yang-disebut-dengan-gula-reduksi.html
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan. A. Ciri-Ciri Myriapoda 1). Struktur dan Fungsi Tubuh Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan beruas-ruas, terdiri atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian kulit. Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di tiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari zat kitin yang berfungsi melindungi alat-alat dalam, tempat melekatnya otot dan memberi bentuk tubuh. Zat kitin tidak larut dalam air, alkohol, alkalis, asam maupun getah pencernaan hewan lain. Kulit kitin yang tipis terletak pada perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang tebal. Dengan adanya kulit kitin yang tipis inilah maka hewan ini dapat bergerak leluasa. Kulit kitin ini mengalami eksdisis. 2). Sistem Organ Myriapoda *Sistem pencernaan :Saluran pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen pertama, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah dan daun-daunan. *Sistem respirasi :Organ pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya. *Sistem peredaran darah :Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasiberupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil bagian dalam peredaran darah). *Sistem ekskresi :Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur Nitrogen (N). *Sistem syaraf :Sistem syarafnya disebut syaraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba. *Sistem reproduksi :Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar. B. Klasifikasi Myriapoda Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua subkelas, yakni: a. Sub Kelas Chilopoda (Centipedes) b. Sub Kelas Diplopoda (Milipedes) a. Kelas Chilopoda (Centipedes)
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans. Ciri-cirinya : Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 –173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Centipede. b. Kelas Diplopoda(Milipedes) Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis) Ciri-cirinya Diplopoda: Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang. Alat respirasi dua buah saluran MalpighiApa sich DIABETES MILITUS itu????
Diabetes militus atau yang sering disebut sebagai kencing manis adalah suatu penyakit atau gangguan kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. Tingginya kadar gula karena kurang maksimalnya pemanfaatan gula oleh tubuh sebagai sumber energi karena kurangnya hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula secara maksimal oleh sebab itu penyakit ini juga biasa disebut atau didefinisikan sebagai penyakit gula darah Penyakit diabetes melitus yang biasa dikenal dengan kencing manis ataupun penyakit gula ini dapat dibedakan menjadi 3 bagiany yaitu : Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes Melitus Tipe 2 Gestational Diabetes Mellitus Pada orang normal, karbohidrat yang berupa makanan yang mengandung zat tepung ketika dikonsumsi akan diubah menjadi glukosa dalam saluran pencernaan, dengan bantuan insulin Glukosa ini kemudian akan dibawa oleh darah keseluruh tubuh dan masuk kedalam sel untuk dimanfaatkan sebagai energi. Pada penderita diabetes mellitus gula tidak dapat atau sukar masuk ke dalam sel. hal ini disebabkan karena kelenjar pankreas memproduksi insulin kurang dari yang dibutuhkan atau bisa juga disebabkan karena aktivitas reseptor insulin menurun sehingga sel tidak dapat memberikan respon yang baik terhadap insulin walaupun insulinnya berkecukupan sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat. Nah, terus bagaimanakan kita dapat mengenali diabetes?? Berikut beberapa gejala dari diabetes militus: Sering buang air kecil. Air seni/air kencing orang yang menderita diabetes biasanya dikerumuni semut karena kadar gulanya tinggi. Ganguan ini disebabkan karena hormon insulin dalam darah sedikit atau pada penderita diabetes tipe I tidak ada sehingga ginjal tidak dapat menyaring gula dalam darah jadi gula tersebut keluar bersama air seni. Mudah haus sehingga banyak minum. Karena sering buang air kecil jadi kita juga gampang haus. Sering kali karena mudah haus air minumnya adalah air dingin (dari kulkas/dengan es) dan sebagian besar orang Indonesia bila minum air dingin/dengan es lebih senang juga menggunakan sirup. Di mana sirup notabene manis. Mudah lapar. Karena apabila lapar kita makan nasi. Terlalu banyak makan akan dapat menaikkan kadar gula karena didalam karbohidrat yang ada pada nasi mengandung glukosa (gula). Tanda penting lainnya yang perlu dicermati adalah apabila penderita diabetes mendapat luka ditubuh cenderung membutuhkan waktu lama dalam penyembuhannya. Selain itu ada pula tanda berupa Letih dan lesu. Kondisi ini disebabkan karena produksi gula dalam darah terhambat, sehingga pembuatan energi menjadi ikut terganggu. Pandangan kabur atau tidak jelas juga bisa jadi merupakan gejala diabetes melitus yang perlu diwaspadai. Sering kesemutan, gejala ini disebut neuropati. Hal ini karena kandungan gula dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan system saraf. Dapat juga terjadi penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. GEJALA KLINIS yang dialami oleh penderita diabetes dapat diketahui melalui pemeriksaan di laboratorium. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan kadar gula darah. Pada prosesnya pengambilan darah untuk pengecekan ini dilakukan dua kali atau dalam dua kondisi yaitu setelah puasa (8 jam tidak menerima asupan gula baik melalui makanan atau minuman) dan kondisi biasa (tidak puasa atau minimal 2 jam setelah makan). Pada kedua pemeriksaan ini apabila, kadar gula biasa ≥ 120 mg/dl atau kadar gula puasanya ≥ 126 mg/dl, berarti Anda positif (+) menderita Diabetes. Jadi, segelah periksa gula darah Anda. Penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang lebih baik.