Blogger templates

About Me

Foto Saya
eo_ao@ymail.com
Lihat profil lengkapku
RSS
hello.... my name Velyn... this is my blog.... i hope this blog can assist you.. thank you to the your visit...

Sekilas tentang "FAAL HATI"

Hati adalah salah satu oragan penting dalah struktur organ tubuh manusia,Hati adalah organ kelenjar terbesar dalam tubuh dan melakukan banyak fungsi penting untuk menjaga tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya lainnya. Tanpa hati yang sehat, seseorang tidak dapat bertahan hidup sama halnya seperti jantung. Hati orang dewasa rata-rata beratnya sekitar tiga pon atau hampir 0.5 kg. Terletak di bagian kanan atas rongga perut dan di bawah diafragma, hati terdiri dari dua lobus. Hati menerima sekitar 1,5 liter darah setiap menit melalui arteri hati dan vena. 6 Fungsi Hati Manusia Ada 6 fungsi hati manusia yang sangat berperan penting dalam proses yang mendukung kehidupan manusia, berikut adalah penjelasan rinci mengenai fungsi ini. 1. Fungsi Penyimpanan Hati berfungsi sebagai bagian yang melakukan penyimpanan, Hati menyediakan tempat untuk menyimpan banyak nutrisi penting, vitamin, dan mineral yang diperoleh dari darah melalui sistem portal hepatik. Hati juga menyimpan berbagai vitamin seperti A,D,E,K, dan B12, mineral besi dan untuk memberi zat penting lainnya untuk jaringan tubuh. 2. Fungsi Pencernaan Hati memiliki peran aktif dalam proses pencernaan melalui produksi empedu. Empedu merupakan campuran air, garam empedu, kolesterol, dan pigmen bilirubin. Emulsifikasi lemak oleh empedu adalah untuk membuat gumpalan lemak besar menjadi potongan kecil yang dapat dicerna dengan mudah oleh tubuh manusia. Hati yang rusak juga bisa berdampak pada penyakit ginjal, ciri ciri penyakit ginjal adalah sakit disekitar pinggang. 3. Fungsi Metabolisme Hepatosit hati bertugas dengan banyak pekerjaan metabolik penting yang mendukung sel-sel tubuh. Hati berperan dalam metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein menjadi bahan biologis yang bermanfaat bagi tubuh manusia. 4. Fungsi Detoksifikasi Darah yang melewati hati selama proses pencernaan akan di deteksi untuk mendapati zat beracun dan berbahaya yang terdapat pada makanan. Enzim dalam hepatosit memetabolisme banyak racun seperti alkohol dan obat-obatan dan menjadi metabolit aktif. Untuk menjaga kadar hormon dalam batas homeostatis normal, hati juga memetabolisme dan menghapus hormon sirkulasi yang diproduksi oleh kelenjar tubuh manusia itu sendiri. 5. Fungsi Produksi Hati bertanggung jawab untuk produksi beberapa komponen protein penting dari plasma darah: protrombin, fibrinogen, dan Albumin. Protrombin dan protein fibrinogen merupakan faktor koagulasi yang terlibat dalam pembentukan bekuan darah. Albumin merupakan protein yang menjaga lingkungan isotonik dari darah sehingga sel-sel tubuh tidak mendapatkan atau kehilangan cairan tubuh. 6. Imunitas Fungsi hati sebagai organ sistem kekebalan tubuh melalui fungsi sel-sel Kupffer yang melapisi sinusoid. Sel Kupffer adalah jenis makrofag tetap yang merupakan bagian dari sistem fagosit mononuklear bersama dengan makrofag di limpa dan kelenjar getah bening. Sel Kupffer memiliki peran penting dengan menangkap dan mencerna bakteri, jamur, parasit, sel darah usang, dan puing-puing selular. FAAL HATI : jenis pemeriksaan, cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan, viral hepatitis markers. Tes faal hati (TFH) dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1.Tes faal sintesis A.Kadar ALBUMIN: (bagian dari protein) Gangguan faal sintesis albumin terjadi hipoalbuminemia. Pada proses/penyakit akut keadaan ini kurang nyata, sebaiknya pada penyakit kronis / degeberatif (wasting diseases) sering dijumpai. Tes ini baik untuk prognosis. B.Tes FLOKULASI atau LABILITASI: Misalnya : TTT (Thymol Turbidity Test), ZTT (Zincsulphate TT=Kunkel), Takata Ara, dll. Tes ini mengganbarkan kadar albumin secara tidak langsung. C.ELEKTROFORESIS PROTEIN: (menggunakan medan magnet) Teknik pemeriksaan untuk memisahkan protein menjadi fraksi-fraksi, yaitu : albumin dan globulin (alfa-1, alfa-2, beta, gamma). Pola fraksi protein pada hasil pemeriksaan elektroforesis tersebut, member i informasi tambahan untuk membuat diagnosis banding, misalnya pola sirosis hepatis. D.Aktivitas enzim (Pseudo-) CHOLINESTERASE Aktivitasnya menurun pada kerusakan hepatoseluler, juga pada keracunan organofosfat. Tes ini baik yntuk prognosis E.FAKTOR-FAKTOR KOAGULASI, Tes PT (prothrobin Time) atau nama lain dari masa protrombin plasma (MPP), setelah pemberian vitamin K secara parenteral : Masa protrombin plasma memanjang pada gangguan hepatoseluler dan kolestasis (terhentinya aliran empedu). Pada kolestasis maka pemberian vitamin K parenteral akan memperbaiki PT. sebaiknya pada gangguan hepatoseluler maka pemberian vitamin K tidak akan memperbaiki hasil PT. 2.Tes faal sekresi (terkonyugasi di hati=Dairek) a.Pemeriksaa kadar BILIRUBIN darh yaitu bilirubin total, direk, dan indirek juga bilirubin dan urobilinogen urin dan tinja serta urobilin urin dan sterkobilin tinja. b.Indeks ikterus: (Daurek-Indairek) Prinsip: warna serum dibandingkan dengan warna larutan kalium bikromat, agar kadar bilirubin dapat diperkirakan. Sifat tes ini kasar dan banyak positif palsu. Teknik pemeriksaan sekarang langsung telah umum digunakan. c.Kadar Asam Empedu(bile acids) Asam empedu (AE) berasal dari kolestrol. Asam empedu berikatan dengan asam amino (gliinisin dan taurin) menjadi garam empedu (bile salts). Asam empedu berfungsi mengemulsikan lemak yang berasal dari maksns yang telah berada dalam usus halus. Selain itu, AE brperan mengaktifkan emzim lipase pancreas. Asma empedu direabsorpsi di ileum, mengikuti sirkulasi enterohepatik sebagian besar AE akan diambil oleh sel hati, sebagian kecil masuk ke sirkulasi sisremik (kadar darah puasa <6 mol/L). Tes ini cukup peka untuk kelainan hepatobilier. d.Tes retensi BSP (bromsulfonflalien) Tes ini bersifat infasif karena larutan BSP disuntikkan intravena dan setelah 45 menit barulah dilakukan pungsi vena lalu kadar BSP yang direntensi dalam darah diukur. Normal retensi: <5%. Ada bahaya anafilaksis, selain itu bila ekstravasasi terjadi iritasi jaringan sampai nekrosis. Tes ini digunakan khusus misalnya pada diagnosis Sindoma Dubin Johnson, yaitu ditemukan setelah 45 menit retensi normal atau meningkat ringan, tetapi setelah 2 jam meningkat tinggi karena adanya gangguan ekskresi. 3.Tes faal detoksifikasi a.Kadar amoniak(Ammonia): Amioniak berasal dari perombakan produk nitrogen (protein) oleh bakteri di usus yang diserap dan kemudian diubah menjadi ureum oleh sel hati, lalu dikeluarkan lewat ginjal. Pada kegagalan faal hati kadar amoniak darah meningkat dan dapat menyebabkan koma hepatikum b.Uji asam hipurat: (zat yang tidak dapat diubah) Asam benzoat diberikan per oral atau parenteral akan diubah menjadi asam hipurat di hati dan dikeluarkan lewat ginjal dalam urin. Kadar yang menurun dalam urin menandakan gangguan faal detoksifikasi hati atau faal ginjal. 4.Tes integritas sel hati: Enzim –enzim hepatoseluler terdiri dari enzim sitoplasmik dan enzim mitokondria. Tes ini amat peka pada peningkatan permeabilitas atau kerusakan ringan dinding sel, enzim sitoplasmik seperti ALT (alanin transaminase) atau SGPT (serum glutamate pyruvate transaminase). ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT (GPT), LDH5 meningkat aktivitasnya dalam darah. Bila kerusakan lebih berat sampai nekrosis sel maka aktivitas enzim mitokondria yaitu AST/GOT(aspartat transaminase) atau SGOT (serum glutamate oxcaloacetat transaminase)AST adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik penyakit hati.dan GLDH(glutamate dehidrogenase) bersifat unikoluker terletak dalam mitochondria. Enzim ini peka karena itu baik untuk deteksi dini kerusakan sel hati. Cortison dan sulfonil urea dosis terapi dapat menurunkan GLDH. 5.Tes adanya kolestasis: Enzim-enzim kolestasis yaitu ALP (Alkaline Phosphatase) ALP meningkat pada berbagai jenis penyakit hati (sirosis, kanker), tetapi juga dapat terjadi berhubungan dengan penyakit tidak terkait dengan hati. ALP sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim serupa, yang dibuat dalam saluran cairan empedu dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan di banyak jaringan lain. Peningkatan ALP dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat, LAP, -GT, 5-NT terdapat banyak pada dinding sel hati terutama di sekitar kanalikuli biliaris. Pada kolestasis terutama bila penyebabnya ekstrahepatik, aktivitasnya meningkat nyata (ekskresi, sintesis, regurgitasi). Pada kerusakan hepatoseluler peningkatannya hanya ringan. 6.Tes factor etiologis a.Auto-Antibodi AMA→pada sebagian besar sirosis biliaris primer SMA→pada hepatitis kronis aktif, sirosis biliaris primer ANA→pada hepatitis kronis aktif tipe lupoid b.Alfafetoprotein (AFP) Kadarnya meningkat pada hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis hati, maupun hepatoma. Pada penyembuhan hepatitis kadarnya juga mungkin meningkat ringan. Bila kadarnya terus meningkat terutama bila ≥2000 ng/mL, AFP dapat dianggap diagnostic sebagai penanda tumor (tumor marker) untuk hepatoma. Kadarnya juga meningkat pada tumor embrional, kehamilan. c.Alpha-1-antitrypsin: kdar dalm darah menurun menunjang adanya neonatal hepatitis / cholestasis, juga sirosis hepatis. d.Seruloplasmin: kadar dalam darah menurun menunjang adanya penyakit Wilson dan sirosis hepatis. e.Penanda serologis (SEROMARKER) Virus Hepatitis: Telah dikenal jenis-jenisw virus hepatitis yaitu: virus hepatitis A, B, C, D, E, dll dengan penanda masing-masing : VNA atau HAV (hepetits virus A)→anti-HAV (IgM / IgG) VHD atau HBV → HBsAg, HBeAg, anti-HBs, anti-HBe, anti-HBc (IgM/IgG), HBV-DNA VHB atau HDv → HDAg, anti-HD (IgM/IgG) VHC atau HCv → anti-HCV (total/IgM), HCV-RNA VHE atau HEV → anti-HEV (IgM/IgG) Adanya pertanda hepatitis virus dalam darah penderita. Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan pada anak atau orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena itu prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu negara. Sembuh dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan timbulnya anti HBs. Sedang IgM Anti HBc postif, berarti baru (recent) terinfeksi dengan hepatitis B. Hepatitis B yang menahun. 1.Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+, HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal. 2.Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), albumin/globulin biasanya masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%) 3.Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit hati yang lebih berat. 4.Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah < 103 copy/ml dan faal hatinya normal. 5.Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5 mg%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya sudah negatif. Hepatitis C 1. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA – (negatif), faal hati yang normal. 2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita. 3. Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari 5mg%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif. Genotype hepatitis. Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan diberi nama angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan tambahan huruf kecil dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe 1b. (> 65%) Petanda hepatitis virus secara kuantitatif dan kualitatif. 1. Hepatitis B. Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap cara mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai satuan tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml dianggap batas untuk diobati. 2. Hepatitis C. Juga pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang berbeda. Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan hasilnya dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Penyebab: Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Jenis Virus Hepatitis : Virus hepatitis A. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Virus hepatitis B. Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis C. Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C. Virus hepatitis D. Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Virus hepatitis E. Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang. Virus hepatitis G. Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis : 1.Virus Mumps 2.Virus Rubella 3.Virus Cytomegalovirus 4.Virus Epstein-Barr 5.Virus Herpes Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. PENYEBAB Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat- Pemeriksaan untuk hepatitis akut : Enzim GOT, GPT Penanda hepatitis A (Anti HAV IgM) Penanda hepatitis B (HBsAg, Anti HBc IgM) Penanda hepatitis C (Anti HCV, HCV RNA) Penanda hepatitis E (Anti HEV IgM) Pemeriksaan untuk hepatitis kronis : Enzim GOT, GPT Penanda hepatitis B (HBsAg, HBe, Anti HBc, Anti HBe, HBV DNA) Penanda hepatitis C (Anti HCV, HCV RNA) Penanda imunitas : -Anti HAV, -Anti HBsAg

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS